21 Tujuan Wisata di Sulawesi Tengah Pada Masa Kolonial

FOTO: Steven Anne Reitsma.
FOTO: Indisch bijblad voor het tijdschrift Spoor- en tramwegen

Steven Anne Reitsma, mantan tentara Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL), wali kota sementara Bandung (3 Agustus 1920 – 22 September 1921), Kepala Inspektur Jawatan Kereta Api di Hindia Belanda, serta pemimpin redaksi Tijdschrift voor Spoor and Tramwegen ini, pada tahun 1930 menyusun sebuah buku panduan bagi wisatawan asing yang akan berkunjung ke Hindia Belanda. Buku ini kemudian diberi judul Van Stockum's Travellers' Handbook for the Dutch East Indies.

Perhatian Reitsma memang tertuju pada turisme. Selain buku tersebut, dirinya juga menulis buku-buku panduan wisata lainnya, di antaranya Gids van Bandoeng en Omstreken (1921) bersama W. H. Hoogland, Bandoeng: the Mountain city of Netherlands India (1926), dan Gids van Bandoeng en Midden-Priangan (1927).

Dalam buku Van Stockum's Travellers' Handbook for the Dutch East Indies, terdapat 21 lokasi wisata yang kini berada di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Berikut gambaran dari Reitsma tentang 21 lokasi tujuan wisata tersebut

1.     Bungku

Bungkue, juga disebut Sakita atau Tombuku, terletak di pantai timur Sulawesi. Secara teratur empat minggu sekali, kapal K.P.M Kendari yang melintasi Makassar dan Gorontalo, singgah di sini. Akses ke pantai dilakukan melalui perahu kecil. Sebuah kuburan kuno ditemukan di sekitar pasar. Jalan penghubung melalui distrik yang indah dengan Kolonedale (Teluk Mori). Akomodasi yang disiapkan untuk wisatawan berupa Pasanggrahan.

2.     Bunta

Bunta disebut sebagai tempat kecil yang terletak di Teluk Tomini, dikunjungi sekali sebulan dengan melalui kapal dari Jawa via Manado ke Teluk Tomini. Dalam buku ini disebutkan, di tempat ini tidak disediakan akomodasi.

3.     Donggala

Donggala terletak di pantai barat Sulawesi. Merupakan wilayah yang didiami Asisten Residen. Donggala adalah titik awal perjalanan darat ke Parigi di Teluk Tomini (jarak 123 k.m.).

Akses ke Donggala via laut, dilakukan secara reguler dengan Makasar dan Jawa, melalui kapal-kapal yang berlayar dan melalui jalur lintas setiap dua minggu ke Manado, Gorontalo dan Teluk Tomini. Ke Manado dan melalui ke Sangir dan pulau Talaud dengan garis pantai, ke Samarinda dan melalui ke Bandjermasin-Singapura dengan kapal Borneo K.P.M.

Pada tahun 1928, di Donggala berlabuh 187 kapal uap dan motor dengan tonase 925.000 (326.900 gr. reg. ton) dan 83 kapal layar 5.000 (1.770 gr. reg; ton).

Populasi penduduk di Donggala disebut sebanyak 2.199 orang, di antaranya 13 orang Eropa. Akomodasi

Yang ditawarkan untuk wisatawan adalah Pasanggrahan. Di Donggala juga terdapat Kantor Pos dan Télegraf Pembantu (dan komunikasi telepon dengan Palu, Wani dan Parigi).

Selain lewat kapal, untuk mencapai Donggala dan sekitarnya dari dalam Pulau Sulawesi, juga dapat menggunakan motor, mobil dan perahu.

4.     Kololio

Kololio terletak di pulau kecil Una-una, salah satu pulau di Teluk Tomini. Wilayah ini dua minggu sekali dijamah oleh rombongan kapal K.P.M. dari Jawa via Manado ke Teluk Tomini, untuk pengiriman kopra. Kololioh terhubung dengan Una-una melalui jalur pemburu, jarak beberapa kilometer.

Akses ke pantai dilakukan dengan kapal motor dan hanya mungkin untuk menggunakan jasa kuli untuk menggendong ke pantai.

5.     Kolonedale

Kolonedale, terletak di Teluk Tomori yang mengesankan di pantai timur Sulawesi, dikunjungi secara teratur sekali dalam empat minggu dalam perjalanan keluar dan pulang dengan perahu Kendari, berlayar antara Makasar dan Gorontalo.

Akses ke pantai dilakukan dengan perahu atau kapal motor. Di sana terdapat dermaga yang bagus dengan panggung pendaratan kecil.

Jalur masuk antara pulau Tomori dan pantai disebut adalah pemandangan yang sangat indah, di sepanjang dinding curam yang tinggi, di mana gema tujuh kali terdengar di sini.

Jalan penghubung melintasi Sulawesi ke Malili, pelabuhan di Teluk Bone, dikunjungi oleh kapal Bone dua minggu sekali. Akomodasi dalam perjalanan masih sangat sederhana, kebanyakan hanya atap yang ditopang tiang-tiang tanpa dinding samping.

Akomodasi yang disediakan berupa Pasanggrahan dan Kantor Pos Pembantu, tetapi tidak ada telegraf atau telepon.

6.     Leok

Leok, disebut terletak di pantai utara Sulawesi, diakses dalam empat minggu sekali, dengan kapal K.P.M. dari Makasar dalam perjalanan keluar dan pulang.

Dahulu, kapal selalu diberangkatkan di Buol, tetapi karena sebagian besar arus laut deras mengalir di sini, menghambat pemuatan dan pembongkaran, akhirnya tepat berlabuh dipindahkan di tempat kecil yang terletak di utara, yaitu Leok, di mana perairan umumnya tenang di sana.

Raja disebut tinggal di Buol, di mana penerimaan di sana disebut ramah.

Tempat ini mengekspor rotan dan kopra.

Akomodasi yang ada berupa Pasanggrahan yang kosong.

7.     Lobu

Lobu, disebut sebagai tempat kecil di Teluk Tomini. Untuk mengakses, biasanya melalui kapal yang datang empat minggu sekali dari Manado. Wilayah ini disebut mengekspor kopra.

Pendaratan penumpang di wilayah ini sangat sulit, karena haluan kecil yang ada di muara sungai, tidak selalu dapat digunakan untuk berlabuh. Pendaratan wisatawan harus dilakukan di punggung kuli.

Tidak ada akomodasi di wilayah ini.

       Luwuk

Loewoek, terletak di pantai selatan Sulawesi di jalur yang disebut Kendari, dilalui sebulan sekali dari Makasar ke Gorontalo. Akses ke pantai melalui kapal motor atau perahu kecil.

Di wilayah ini disebut, wisatawan memiliki kesempatan untuk berenang di air tawar. DI wilayah ini juga disebut, sebuah jalan pantai, kadang-kadang berbelok ke arah darat, menghubungkan desa-desa yang terletak di selatan dengan Toili. Jalan lain melintasi melalui daerah yang indah melalui semenanjung ke tempat-tempat kecil, seperti Pagimana, Boenta, dll, di mana kapal K.P.M. Manado berlabuh.

Penduduk asli menyibukkan diri, antara lain, dengan pembuatan kapal (perahu).

Komunikasi dilakukan lewat pos dengan Kantor Pos Pembantu dengan Pagimana, sedangkan akomodasi yang ada berupa Pasanggrahan.

       Una una

Una-una disebut terletak di Teluk Tomini, dapat diakses dua kali sebulan oleh kapal K.P.M. dengan rute Jawa-Manado.

Dengan pulau Togian dan Schildpad (Penyu), pulau ini membentuk divisi Una-una di bawah pemerintahan 'Kapten Laoet' (Raja). Sebagian besar pulau ini ditanami pohon kelapa.

Una-una terhubung dengan Kololio melalui jalur berburu, terletak di pantai selatan pulau, dengan jarak beberapa kilometer.

Akses dari kapal dengan pantai, dilakukan dengan perahu kecil atau kapal motor, pada jarak sekitar 400 meter. Tidak ada akomodasi di wilayah ini.

       Pagimana

Pagimana disebut sebagai pemukiman nelayan yang terletak di pesisir selatan Teluk Tomini. Diakses dalam empat minggu sekali dengan menggunakan kapal dari Jawa via Manado ke Teluk Tomini dan kembali lagi. Tempat itu hanya penting sebagai jalan pelayaran untuk kopra dan hasil hutan, yang dimuat dengan tongkang.  

1     Paleleh

Paleleh disebut terletak di pantai utara Sulawesi, dikunjungi sekali dalam empat minggu dengan kapal dari Singapura, juga sekali dalam empat minggu sekali oleh kapal-kapal K.P.M. dari Makasar ke Manado dalam perjalanan keluar dan pulang.

Ekspor di wilayah ini adalah kopra dan rotan. Pada jarak 20 menit ke barat, terletak tambang emas Lintido, di mana tempat Pasanggrahan juga dapat ditemukan. Hasil tambang tahun 1928 sebanyak 124,5 kg emas, nilai 205.680 dan 78.2 kg perak, nilai 3,652.

Di Lintido juga ada kantor pos pembantu. Tempat ini harus dicapai melalui jalur darat dari Paleleh.

Akomodasi yang ada di lokasi ini adalah Pasanggrahan.

       Palu

Palu disebut terletak di pantai barat Sulawesi, di sisi selatan Teluk Palu. Wilayah ini dikunjungi seminggu sekali dengan kapal pesiar dari Makasar ke Manado, dan sekali dalam delapan minggu dari Manado ke Makasar.

Paloe bisa dicapai dari Donggala dengan kendaraan bermotor. Jalan dari Tawaeli terletak di seberang teluk, di satu sisi mengarah ke Donggala, di sisi lain ke Parigi, dengan panjang 123 kilometer dan merupakan jalan yang baik untuk mobil.

Di wilayah ini terdapat Kantor Pos Pembantu dan komunikasi telepon.

       Parigi

Parigi yang disebut terletak di Teluk Tomini, dikunjungi secara teratur oleh kapal Manado dari Singapura dan Jawa. Tempat ini juga disebut Lodji, berasal dari Loge, yaitu pabrik, mungkin dari zaman United East India Co.

Di Parigi disebut ada dermaga tambatan untuk kapal motor dan perahu. Pada jarak beberapa kilometer dari pantai Parigi, terdapat terumbu karang luas yang menjulang dari kedalaman 200 meter, langsung dari laut.

Parigi adalah tempat dari Pejabat Sipil dan Raja Parigi. Tempat ini terhubung dengan Kepala Divisi Donggala, melalui jalan raya sepanjang 123 kilometer.

Tidak jauh dari sini, terdapat tempat berburu yang luas untuk mengejar rusa.

Sejak tahun 1906 koloni orang Bali yang diasingkan telah menetap di Parigi, terdiri dari 30 keluarga, yang menganut agama Hindu. Mereka kebanyakan menyibukkan diri dengan menanam padi 'sawah'.

Akomodasi yang ada di wilayah ini adalah Pasanggrahan. Kantor Pos dan Telegraf Pembantu (dan komunikasi telepon dengan Donggala dan Palu, yang terletak di pantai barat Teluk Palu, di mana telegram diteruskan melalui kabel telepon).

1     Poso

Poso disebut terletak di bagian selatan Teluk Tomini, dikunjungi kira-kira setiap empat belas hari sekali oleh kapal K.P.M. dalam perjalanan pulang pergi di sepanjang pantai.

Wilayah ini dihuni oleh Pejabat Sipil. Poso memiliki komunitas Arab dan Cina. Penduduknya telah banyak yang pindah ke Kristen. Wilayah ini disebut merupakan pusat dari Perhimpunan Misionaris Belanda (NZG), di mana para misionaris tinggal di Koekoe (Kuku), 35 kilometer dari Poso dan di Pendolo, di Danau Poso, di tengah-tengah penduduk.

Sebuah jalan raya membentang dari Poso ke danau Poso, dengan jarak sekitar 50 kilometer. Gambar batu ditemukan di sekeliling.

Penduduk pedalaman sebagian besar mengenakan pakaian dari kulit pohon yang dipukul (Voeja) yang dilukis secara artistik dengan bahan pewarna asli.

Tempat ini memiliki dermaga tambat yang bagus untuk perahu dan kapal motor. Teluk di mana Poso berada, memiliki muara yang sangat dalam.

Populasi di Poso berjumlah 2133 orang, di antaranya 55 orang Eropa.

Akomodasi yang ada berupa Pasanggrahan dan Kantor Pos Pembantu.

       Sabang/Dampelas

Sabang atau Dampelas, disebut terletak di pantai barat Sulawesi, antara Donggala dan Tanjung Stroomen.

Wilayah ini adalah pemukiman pantai kecil, tapi sedikit signifikansi dan secara teratur dikunjungi dua minggu sekali oleh kapal pantai Celebes dari K.P.M, dalam perjalanan pulang.

       Salabangka

Salabangka disebut terletak di pantai timur Sulawesi di jalur K.P.M. Kendari, dikunjungi dari Makasar setiap empat minggu sekali. Lalu lintas antar pulau sendiri hanya dengan perahu pribumi.

Salabangka adalah tempat memancing, dibangun hampir seluruhnya di atas tiang di dalam air. Tempat ini ditempati oleh sejumlah penduduk asli emigran, navigator pemberani dan pembuat kapal yang baik.

Tempat penyimpanan produk telah dipindahkan sebagian ke Kendari dan Bungku. Akses antara kapal dan pantai dilakukan dengan perahu. Saat cuaca baik, perjalanan memakan waktu sekitar satu jam.

        Tinombo

Tinombo disebut terletak di Teluk Tomini, dikunjungi dua kali sebulan oleh kapal Jawa-Manado dari K.P.M. Akses dengan pantai dilakukan dengan kapal motor atau dengan perahu bersayap (sema-sema) ke tambatan. Tinombo terletak di pintu masuk ke lembah, yang menyebabkan penurunan suhu yang besar pada malam hari, setelah tengah malam selama kedua musim, angin selalu bertiup dari celah.

Tinombo adalah tempat utama di daerah Moutong, terhubung dengan Parigi melalui jalan setapak. Akomodasi yang ada di wilayah ini adalah Pasanggrahan dan Kantor Pos Pembantu.

       Tolitoli

Toli Toli terletak di pantai barat Sulawesi. Secara teratur dikunjungi dua minggu sekali oleh kapal yang berlayar dari Makasar, dalam perjalanan keluar dan pulang.

Wilayah ini merupakan kediaman Raja Tolitoli. Wilayah ini disebut adalah tempat yang tidak sehat, karena banyak kasus malaria tropis terjadi di sana.

Perdagangan lokal antara Tolitoli dan Donggala, praktis sepenuhnya berada di tangan orang Cina.

Akomodasi yang ada berupa Pasanggrahan dan Kantor Pos Pembantu.

        Teluk Tomini

Teluk Tomini yang secara singkat disebut "Tominibocht", menghubungkan namanya dengan tempat kecil Tomini, yang terletak di teluk, yang dulunya merupakan tempat kedudukan Pejabat Sipil.

Nama Tomini berasal dari “To”, yaitu manusia-manusia dan “mini” yang berarti teluk. Teluk ini terbentang dari Gorontalo hingga Tanjung Longkoga di dekatnya. Di bagian timur adalah pulau-pulau Togian dan di tengah pulau pegunungan Una-una

         Tongkabu

Tongkabu terletak di Teluk Tomini di pulau pegunungan kecil, ditutupi dengan pohon kelapa. Tongkabu berada di pulau Togian dan Schildpad, dan terletak pada jarak sekitar 40 km dari Una-una.

Tempat ini dikunjungi sekali dalam empat minggu oleh kapal K.P.M. rute Jawa-Manado. Akses ke pantai dilakukan dengan sampan.

        Toribulu

Toribulu disebut sebagai desa kecil di pantai barat Teluk Tomini, di mana perahu K.P.M. Manado cukup sering berkunjung. Di wilayah ini disebut tidak ada akomodasi dan akses komunikasi dengan kawasan pedalaman.

Sumber:

1.       Reitsma, S.A., Van Stockum's Travellers' Handbook for the Dutch East Indies, WP Van Stockum and Son LTD, Den Haag, 1930.

2. Kurnia, Atep, Pejabat Kereta Menjadi Wali Kota Bandung Sementara, dalam https://bandungbergerak.id/article/detail/775/pejabat-kereta-menjadi-wali-kota-bandung-sementara, diakses pada Minggu, 23 Januari 2022, pukul 21.10 WITA

 

 

Post a Comment

0 Comments